Pramuka SMA Negeri 1 Dolopo

Ambalan Brawijaya - Retno Djumilah
" Semangatku Pantang Menyerah, Pramuka Jaya "

Sabtu, 16 April 2016

Kisah SMAN 1 Dolopo


Kami dari Pandu Smandoma ingin memposting sebuah tulisan yang telah terpikirkan sejak lama. Ngomong-ngomong soal sekolah, SMA Negeri 1 Dolopo punya banyak cerita, mulai dari sejak awal berdirinya sekolah sampai dengan sekarang ini.

SMAN 1 Dolopo yang kita lihat sekarang ini tidaklah seperti SMAN 1 Dolopo yang dulu. Sekolah ini punya kisah yang manis maupun kisah yang agak pahit. Sebelum bercerita tentang kisah perjalanan sekolah ini, SMAN 1 Dolopo punya hal yang sedikit aneh, yaitu tentang nama julukan sekolah.
Sekolah ini punya julukan khusus, yaitu "SMA Saur". Banyak spekulasi tentang kenapa SMAN 1 Dolopo mendapat nama saur. Ada yang beranggapan bahwa pada saat bulan puasa, lebih tepatnya lagi pada saat orang-orang melaksanakan sahur, banyak orang-orang yang berkumpul di sekitar sekolah ini, dan masih banyak lagi spekulasi tentang hal ini. Bahkan pengalaman saya sendiri, orang-orang diluar Kecamatan Dolopo terlebih lagi para orang yang sepuh atau sudah lanjut usia, Mereka tidak mengenal atau tidak mengetahui sekolah dengan nama SMAN 1 Dolopo. Setelah saya bilang "SMA Saur mbah.." mereka baru tahu dimana tempat saya sekolah saat ini.

Untuk kisah perjalanan sekolah yang berdiri pada tahun 1986 ini dulunya adalah sekolah yang pernah di cap oleh masyarakat Dolopo dan sekitarnya sebagai "sekolah pendekar", karena dulunya memang murid-murid SMAN 1 Dolopo banyak yang ikut dalam perguruan pencak silat walaupun tidak semuanya mengikuti, SMAN 1 Dolopo ini dulunya terkenal dengan kenakalan para siswa-siswinya. Walaupun tidak semuanya nakal, tetapi para siswa-siswi yang baik dan berprestasi ini tertutup dengan perilaku siswa-siswi SMAN 1 Dolopo yang nakal, Sehingga itulah kenapa sekolah ini di sebut atau dicap sebagai sekolah para pendekar, bahkan dicap sebagai sekolah para anak-anak nakal.
Secara tidak langsung, hal tersebut mempengaruhi jumlah siswa yang ingin mendaftar di SMAN 1 Dolopo, karena sekolah telah dianggap mempunyai reputasi buruk oleh masyarakat sekitar sekolah ini.

Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. SMAN 1 Dolopo mulai berbenah diri. Berbagai usaha mulai dilakukan oleh pihak sekolah agar SMAN 1 Dolopo tidak di anggap sebagai sekolah para anak-anak nakal. Usaha tersebut antara lain dengan cara memperbaiki dan memperketat peraturan dan tata tertib di sekolah, membiasakan bersalaman dengan bapak ibu guru, mematikan dan menuntun sepeda motor ketika tiba di pintu gerbang parkir, pembiasaan sholat sunnah dan sholat dhuhur berjamaah,dsb. Dengan segala hal yang telah di upayakan tersebut, label sebagai "sekolah anak nakal" ini mulai menghilang. Namun tidak serta merta membuat masyarakat di sekitar sekolah ini menganggap bahwa sekolah ini sudah baik. Tetap ada saja masyarakat yang menganggap bahwa SMAN 1 Dolopo masih seperti yang dulu. Bahkan ada yang mengatakan "Arep dadi opo tho sekolah ning saur ki..". Pihak sekolah pun tidak mengenal kata menyerah. Mereka terus berupaya untuk menghilangkan label yang kurang baik untuk sekolah ini. Buktinya, pada saat ulang tahun sekolah atau biasa disebut dies natalies ke-28 dan 29, SMAN 1 Dolopo mengadakan pengajian pada malam hari di lapangan tengah sekolah yang biasanya digunakan untuk upacara.

Untuk mensukseskan acara ini, pihak sekolah bahkan mengundang Polsek Dolopo, Koramil Dolopo dan Barisan Anshor Serbaguna(Banser) Anak Cabang Dolopo yang merupakan sayap dari PAC.GP Anshor Dolopo. Instansi yang diundang tersebut bertugas sebagai keamanan maupun pengatur lalu lintas di jalan raya Suluk-Dolopo. Pada saat dies natalies sekolah ke-29, saya iseng menghitung jumlah anggota yang bertugas. Jika saya ingat-ingat (soalnya udah agak lupa), jumlah personel yang bertugas kurang lebih ada 10 orang. Seingat saya terdiri atas 4 personel Banser, 3 personel polisi, dan 3 personel tentara. Saat pertama kali dilaksanakan, pengajian akbar ini pun cukup ramai, karena pihak sekolah mengadakan acara pengajian ini untuk umum. Siapa saja boleh mengikuti pengajian ini, dan pihak sekolah pun juga menyediakan makanan ringan untuk para masyarakat yang berkunjung ke pengajian ini. Lapangan upacara sekolah yang digunakan untuk pengajian ini pun bahkan tidak sanggup untuk menampung para jama'ah yang menghadiri pengajian akbar ini, padahal lapangan upacara SMAN 1 Dolopo sudah termasuk luas. Bahkan para jama'ah pengajian pun sampai meluber sampai depan halaman sekolah yang dekat dengan pintu gerbang sekolah sebelah timur. Untung saja pihak sekolah sudah mengantisipasi hal ini, yaitu dengan menyediakan proyektor untuk para jama'ah pengajian yang berada di halaman sekolah bagian luar. Sehingga para jama'ah yang agak jauh pun bisa melihat wajah dari mubaligh yang mengisi di acara pengajian ini. 

Dalam pengajian ini pun juga terdapat selingan atau hiburan dari grup musik electone dan grup habsy dari siswa-siswi SMAN 1 Dolopo sembari menunggu mubaligh naik ke mimbar atau panggung yang telah disediakan. Soal grup habsy SMAN 1 Dolopo, untuk para anggotanya murni dari para siswa-siswi SMAN 1 Dolopo. Kualitasnya pun tidak mau kalah dengan para grup habsy yang telah berdiri lebih dahulu. Grup habsy SMAN 1 Dolopo ini berdiri sekitar awal tahun ajaran sekolah 2015/2016 dan bersamaan dengan dibentuknya ekstrakurikuler baru di sekolah ini, yaitu ekstrakurikuler Kerohanian Islam atau yang biasa disingkat sebagai ekstra Rohis. Siswa-siswi SMAN 1 Dolopo pun sebetulnya sudah cukup banyak yang menguasai habsy. Namun untuk mematangkan olah vokal dan musik para anggota grup habsy ini, pihak sekolah pun mendatangkan seorang pelatih untuk membina grup habsy SMAN 1 Dolopo ini agar menjadi lebih baik lagi. Grup habsy SMAN 1 Dolopo ini tidak hanya tampil untuk acara-acara di dalam sekolah saja, tetapi grup habsy ini pun sudah pernah tampil sebagai pengiring atau hiburan di pengajian dan pernah juga mengikuti kejuaraan lomba grup habsy di wilayah Madiun.

Tunggu kisah-kisah SMAN 1 Dolopo yang selanjutnya...
Terima kasih buat kunjungannya... see you all...

Kamis, 22 Oktober 2015

Arti Lambang Badge Pramuka Kwarda Jawa Timur

Arti Kiasan Lambang Kwartir Daerah Jawa Timur


Lambang Gerakan Pramuka Kwarda Jawa Timur

Logo, badge, atau lambang kwartir daerah Gerakan Pramuka bukan sekedar sebagai penunjuk domisili atau tempat keanggotaan seorang pramuka pada kwarda atau provinsi tertentu saja. Lambang ini pun juga sebagai media/sarana pendidikan bagi seorang anggota pramuka. Lambang atau logo tersebut juga memiliki makna dan arti kiasan yang melukiskan semangat, aspirasi, dan cita-cita anggota pramuka. Begitu juga pada badge kwarda Jawa Timur.

Makna dan arti kiasan dalam badge atau lambang kwarda Jawa Timur dapat diuraikan sebagai berikut :


Perisai

Perisai yang memiliki lima sisi, merupakan simbol pancasila; Melambangkan pramuka Jawa Timur yang berpedoman pada pancasila, yang siap menghadapi berbagai tantangan dan ancaman.


Tulisan Jawa Timur

Melambangkan kebulatan tekad dan jiwa pemberani pramuka Jawa Timur.


Tugu Pahlawan

Tugu pahlawan dengan sepuluh bagian bangunan berdiri tegak yang melambangkan keteguhan hati dan semangat pahlawan yang sekaligus melambangkan dasa dharma.


Gapura

Dua gapura yang bersisi dengan tiga tingkat melambangkan Candi Bentar sebagai bukti kejayaan Jawa Timur sejak masa silam. Gapura Bentar melambangkan kejuangan pramuka Jawa Timur. Selaian itu,  juga melambangkan pramuka putera-puteri sekaligus dwisatya dan dwidarma (kode kehormatan siaga). Kedua Gapura Tersebut bertingkat tiga, melambangkan tri satya/tiga janji pramuka


Gunung

Menggambarkan topografi provinsi Jawa Timur dengan banyak gunung tinggi yang melambangkan cita – cita tinggi Pramuka Jawa Timur. Gunung menggambarkan tanah yang subur dan kaya yang melambangkan pramuka Jawa Timur memiliki potensi yang tinggi, dan melambangkan cinta tanah air


Gelombang Samudera dan Gelombang Sungai

Gelombang samudera menunjukkan bahwa provinsi Jawa Timur yang dikelilingi lautan dan alunan (ombak kecik) sungai menunjukkan sungai-sungai di Jawa Timur. Keduanya melambangkan pramuka Jawa Timur memiliki wawasan luas dan semangat pengabdian yang tinggi serta bermanfaat bagi kemajuan masyarakat.


Tunas Kelapa

Melambangkan tekad tunggal pramuka sebagai penerus perjuangan bangsa yang berguna dalam situasi apapun dalam pembangunan juga dalam mencapai tujuan nasional.


Arti Kiasan Warna


Warna Merah
Melambangkan keberanian, kebulatan tekad untuk menempuh rintangan dan halangan.


Warna Putih
Melambangkan kesucian.

Warna Biru
Melambangkan kesetiaan, keikhlasan, ketenangan, dan kesukarelaan dalam mengabdi kepada ibu pertiwi.


Warna Hijau
Melambangkan kesuburan, kesegaran, ketenteraman, kemakmuran, kedamaian, sifat kematangan jiwa dan kesabaran.


Warna Kuning

Melambangkan kebebasan, kegairahan, kegembiraan, kedinamisan, sifat trengginas, dan kemakmuran.


Warna Hitam
Melambangkan kekuatan, kewibawaan, sifat tatag, tangguh dan tanggon.



Secara keseluruhan lambang kwartir daerah Jawa Timur melambangkan watak khas Pramuka di Jawa Timur yang patriotik, tangguh, tanggon, trampil, dan trengginas, berjiwa Pancasila dengan berpegang teguh pada Satya dan Darma Pramuka, siap mengabdi kepada nusa dan bangsa khususnya Jawa Timur menuju masyarakat yang adil dan makmur yang sesuai dengan Pancasila.


Itulah arti kiasan yang terkandung dalam logo atau lambang kwartir daerah Jawa Timur, semoga artikel ini bermanfaat.

Sabtu, 02 Mei 2015

Arti, Makna, Bentuk, dan Tata Letak lambang WOSM

Lambang WOSM

Lambang WOSM(World Organization of Scout Movement) atau Organisasi Kepanduan Sedunia adalah logo atau lambang kepramukaan sedunia yang juga dijadikan sebagai lencana pada pakaian pramuka. Di Indonesia, lencana WOSM menjadi salah satu Tanda Umum Gerakan Pramuka (bagian dari Tanda Pengenal Gerakan Pramuka). Tanda ini dikenakan di baju seragam pramuka di dada sebelah kanan (anggota putra) dan kerah baju sebelah kanan (anggota putri).

Lambang WOSM terdiri atas gambar "fleur-de-lis" atau dikenal juga sebagai bunga lily dengan tiga ujung, kompas, dua bintang, yang dilingkari tali bersimpul mati. Gambar berwarna putih dengan warna latar (background) berwarna ungu.
Lambang "fleur-de-lis" ini telah digunakan oleh Baden Powell, Bapak Pramuka Sedunia, untuk disematkan kepada 22 anak laki-laki yang mengikuti perkemahan di Pulau Bwonsea pada 25 Juli - 2 Agustus 1907. Hingga kini lambang tersebut masih digunakan sebagai lambang WOSM (Organisasi Kepanduan Sedunia) dan banyak organisasi kepramukaan di berbagai negara

Arti dan Makna Kiasan Dalam Lambang WOSM

Lambang WOSM yang terdiri atas jarus kompas, "fleur-de-lis" atau "treefoil", dua bintang, dan tali melingkar bersimpul mati memiliki makna dan arti kiasan sebagai berikut :
Jarum kompas menunjuk ke atas (utara), memiliki arti sebagai pengingat bagi setiap pramuka agar senantiasa melakukan kebenaran dan menjadi pribadi yang dapat dipercaya. Selain itu untuk senantiasa menjaga cita-citanya dan perannya sebagai penunjuk jalan.
Bunga Lily (fleur-de-lis) atau Bunga dengan Tiga Ujung, mengiaskan Tiga Janji Pramuka (Scout Promise)
Dua bintang, melambangkan bahwa seorang anggota Pramuka selalu berupaya untuk dapat menjadi penerangan dan menolong dalam kebenaran dan pengetahuan.
Tali melingkar dengan ujung membentuk simpul mati, mengiaskan bahwa antar sesama Pramuka di seluruh dunia selalu menjalin hubungan persahabatan dan persaudaraan.
Warna putih, melambangkan jiwa Pramuka yang berhati suci dan bersih.
Warna dasar ungu, memiliki arti bahwa Pramuka memiliki keterampilan kepemimpinan dan suka menolong orang lain.

Di Indonesia, lambang atau logo WOSM ini selain disematkan di pakaian seragam pramuka, bersama dengan lambang Gerakan Pramuka, juga digunakan sebagai kop surat organisasi dan (mulai dari gudep hingga Kwartir Nasional Gerakan Pramuka) dan papan nama gugus depan dan kwartir.

Letak dan Bentuk Lambang WOSM di Seragam Pramuka di Indonesia

Letak lambang WOSM atau bunga lily untuk laki-laki terletak di bagian dada sebelah kanan. Lebih tepatnya diatas saku. Sedangkan untuk perempuan, terletak di bagian ujung kerah baju sebelah kanan.
Untuk bentuk lambang WOSM ini, untuk pramuka laki-laki berbentuk persegi dengan ukuran sekitar 2,5 X 2,5 cm. Sedangkan untuk perempuan, berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 2,5 cm pula. Agar lebih jelas, lihat gambar di bawah.
Gambar ini hanya sebagai contoh saja. Untuk tata letak lambang WOSM ini di setiap tingkat pramuka sama. Baik siaga, penggalang, penegak, pandega maupun untuk pramuka dewasa. Sekian, semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk pembaca semua.




Jumat, 01 Mei 2015

Selamat Datang Di Blog Pandu Elite Smandoma


GUDEP 01.091-01.092

AMBALAN BRAWIJAYA-RETNO DJUMILAH

SMA NEGERI 1 DOLOPO - KAB. MADIUN